Senin, 07 Januari 2013

on
(POLITIK PENCITRAAN)

Diksi Susung bermakna melakukan sesuatu yang melawan kelaziman, menantang arus. Jika air mengalir dari hulu ke hilir, dari tempat tinggi ke tempat rendah untuk melahirkan gaya potensial melambangkan ketaatan pada gaya gravitasi. Maka Susung adalah praktek anomali, pengecualian pada keadaan tertentu. 

Bahaya kelakuan Tedoq-tedoq Sisok Susung Osok . Petani tidak siap, karena semua nampak baik-baik saja, tiba-tiba saja Pematangnya longsor dan pada gilirannya akibatnya air tidak dapat di kontrol, lalu rusaklah tanaman yang di gadang-gandang untuk menyambung hidup pak tani. Kelakuuan manusia jenis sisok yang mampu memperdaya orang karena tongkrongannya yang imut, kalem dan alim sholeh melahirkan frase penyesalan yang tidak banyak berguna ; aok, endih ndek te badek-badek, kadi laek-laek te taokn (iya-ya, betul-betul kita tidak mengiranya begitu, mestinya dari dulu kita periksa). 

Untuk menghindari diri termakan oleh politik pencitraan Manusia Sisok. hanya tersedia satu cara ; teliti sebelum membeli menjadi keniscayaan. Apalagi kita sudah mafhum betul bagaimana perubahan moral begitu terasa menjelang event –event politik, termasuk PILKADA. Para Politisi menjadi alim sholeh, mendadak dermawan sumbang sana sumbang semen sini, mendadak care banget sama rakyat, sodakoh yang di keluarkan bahkan melebihi ekspektasi. Jika Bulan Romadhon yang penuh berkah dan dengan tawaran perniagaan dari Allah mendapat 700 kali lipat untuk semua bentuk kebaikan yang di lakukan, tetap tidak mampu menggerakkan hati si Muslim jenis Sisok, namun aroma PILKADA akan serta merta membuatnya menjadi mendadak Sholeh. 

Tabek 

RH

Popular Posts

ADBMI Lombok Timur. Diberdayakan oleh Blogger.