
Perempuan dari masa ke masa tetap pada posisi rentan, hal ini karena berakar dari kebiasaan pada masa lampau, dimana laki – laki selalu menjadi prioritas sementara perempuan hanya sebagai pelengkap, perempuan tidak boleh melangkah terlalu jauh, hanya boleh diam di rumah, memasak, mencuci,mengerjakan pekerjaan – pekerjaan rumah yang notabene di dapur , dikasur dan di sumur, jarang seorang perempuan yang di percaya untuk keluar mengembangkan diri, meningkatkan kafasitas diri mereka, kalaupun ada pasti perempuan itu akan menjadi buah bibir, akan dibilang perempuan yang tidak benar, apalagi perempuan tersebut terlihat keluar bersama laki – laki maka akan semakin dipandang sebelah mata, pandangan curiga serta desas –desus yang tidak benar akan terdegar, Dan anggapan – anggapan masyarakat kepada perempuan sangat miris, kenapa kalau laki – laki keluar malam tidak ada yang bilang kalau dia adalah laki – laki yang tidak benar, tapi kenapa kalau perempuan yang keluar malam maka di anggap perempuan yang tidak benar. Kalau bicara hak waris perempuan dapat 1 dan laki – laki dapat 2, kalau bicara dalam struktur pemerintahan peran perempuan sangat minim, Yang terlihat kalau ada jamuan makan maka yang di utamakan adalah laki – laki, sementara perempuan nanti di belakang – belakang, dalam hal bersuara laki – laki lebih di dengar di bandingkan perempuan, dalam hal perkawinan, dianggap hal yang biasa jika laki – laki meiliki istri lebih dari satu, akan tetapi tidak pernah kita jumpai perempuan memiliki suami lebih dari satu.Kemudian dari segi kasta atau darah biru( Bangsawan ), jika laki – laki kawin dengan perempuan yang bukan bagsawan, maka kebangsawanannya anak – anaknya tetap akan ada, sementara kalau perempuan bangsawan kawin dengan laki – laki yang tidak bangsawan maka kebangsawanan anak –anaknya akan hilang.
Ada beberapa hal sekarang ini sudah mulai bisa di rubah,, namun ada juga yang tidak bisa di rubah, karena itu sudah merupakan adat yang mendarah daging, Semakin banyaknya aturan – aturan negara yang lebih berpihak pada laki – laki setidaknya menjadi titik terang kebahagiaan bagi perempuan, walaupun sedikit sekali aturan itu terimplementasi pada perempuan,
Diskriminasi pada perempuan sudah mulai berkurang, walaupun masih dalam kehidupan rumah tangga laki – laki masih dominan.