Minggu, 26 Mei 2013

on
Inisiasi Best Practice memang bukan perkara yang mudah,  butuh beberapa kali pendiskusian. Hal ini berkaitan erat dengan untung rugi indiviudu atau komunitas yang melaksanakan. jika tidak ditopang dengan dana yang kuat maka inisiasi hanya bertahan seumur  jagung. Beberapa contoh yang kita temukan di daerah kita seperti perusahaan Air Minum IBM yang rela tergusur pangsa pasarnya oleh Netral dan Narmada, banyak juga contoh lainnya. Tentunya tanpa persiapan yang matang dengan dana yang masih belum terlalu besar, untuk bisa bersaing di dunia industry amatlah sulit.
 
Hal inilah yang mendasari LSD Tunas Paice Jenggik Utara untuk mulai merajut mimpi-mimpinya dari hal terkecil yakni dengan membangun Lembaga Keuangan Mikro Tunas Paice atau selanjutnya dinamakan pra koperasi. Prinsipnya, memulai best practice jauh akan terasa lebih mudah jika ada wadah dan fondasi yang terbangun dulu, selanjutnya mulai memetakan garapan-garapan produksi yang potensial dan strategies di majukan ke depan.  LSD Tunas Paice yang konsen bergerak pada isu-isu TKI/TKW menyadari bahwa potensi remittance yang begitu besar tanpa adanya pengelolaan yang bagus juga bisa menjadi boomerang tersebdiri bagi warga. Sehingga dengan terus merapatkan koordinasi bersama ADBMI, LSD tunas paice terus melakukan pelatihan-pelatihan penguatan kapasitas di tingkatan komunitas terutama mengenai efektivitas pengelolaan remittance. Harapannya ke depan, warga mampu membuat dokumen perencanaan keuangan sendiri, mengetahui dan mengatur arus kas keluar masuk.

Terkait dengan Lembaga Keuangan Mikro Tunas Paice, badan ini terbentuk berdasarkan hasil refleksi dari beberapa kegiatan sebelumnya yang terasa taktis dan tidak strategies, pengalaman desa program lain seperti Desa Pijot yang mengalami kemajuan pesat pada pra koperasinya serta reaksi atas peningkatan kapasitas yang diterima selama ini dalam pelbagai pelatihan/ TOT.  Bermodal dana Talangan Pengurus LSD sebanyak 7 orang, uang yang terkumpul sejumlah Rp. 5.000.000 yang kemudian diputar dan menjadikan LKM ini berwajah Simpan Pinjam. Adapun persyaratan menjadi anggota dengan mengeluarkan simpanan pokok Rp. 250.000 dengan simpanan wajib Rp. 50.000. “Harapan kami dengan terbentuknya LKM Tunas Paice ini ke depan mampu memediasi warga dalam hal penyertaan modal. Syukurlah, sampai saat ini uang yang ada sudah diputar semua, ini dikarenakan bunga yang kami bebankan hanya 3% dan semuanya untuk bersama. Do’akan yang terbaik untuk keberlanjutan LKM ini, Pungkas Hariyanti (Bendahara LKM). 

By : Habib

Popular Posts

ADBMI Lombok Timur. Diberdayakan oleh Blogger.