Senin, 07 Januari 2013

on
Alkisah. Sebelum produk budaya pop merasuk seluruh penjuru negeri. Drama Tradisional Rudat menjadi salah satu dari hiburan rakyat di Gumi Sasak (khususnya bagian Lombok Timur Selatan dan Utara). Semua pemainnya tenar, terkenal secara luas , menjadi bahan gunjingan pada saat-saat yang tak di duga. Rudat, konon jalurnya masuknya mirip aliarn dangdut yang sekarang kita kenal sebagai bagian dari Indoensia. Padahal Dangdut itu, seperti yang di jelaskan oleh Bang H. Rhoma dalam lagunya (apa ya ???) tidak murni Indonesia…Musik dari India yang di lokalkan oleh bangsa Melayu. Rudat juga begitu, berasal dari Parsi, lalu masuk ke Indonesia, konon, dipakai untuk dakwah islam. Makanya sampai sekarang, latar cerita dan pemerannya, rata-rata berbau Arab-Parsi. Lewat Rudat ini, orang sasak tahu dan belajar berbahasa Melayu (orang sasak juga menyebutnya , bahas pulisi/polisi) 

Nah. Suatu masa. Di adakanlah sebuah pementasan (palen ; panggung, Soundsytem : loudspeaker merk TOA, Tata Cahay : lampu strongking ). Adegan Raja tengah memimpin Rapat besar, di hadiri oleh seluruh punggawa istana, termasuk Adam/khaddam/Jongos Kerajaan. Pemerna Adam bernama Aq. Acih. Dan sebagai Raja, Nurilam yang seharin-harinya bekerja sebagai pengaret (penggembala) 

Perdana Menteri : duli Tuan ku, seluruh negeri dalam keadaan aman dan tenteram di bawah titah paduka raja

Raja : bagaimana dengan sandang pangan ? 

Adam : kita kekurangan tuanku !! 

(Raja, Perdana Menteri dan Prajurit serentak bangkit dan menghunus pedang bersiap untuk merajam sang i Adam.) 

Raja (mata Melotot, kaki kanan siap menendang, tangan kanan mengayun pedang) : Apa yang Kurang ?? 

Adam : Jaje Tekel Tuanku (kue dari ketan yang di bungkus daun kelapa dengan model uliran yang khas) Raja : aaaa cobak epen gawe, sugulan te teke tie juluk ….


RH

Popular Posts

ADBMI Lombok Timur. Diberdayakan oleh Blogger.