Sabtu, 05 Januari 2013

on
Muhammad Dani (16 Tahun). Di usianya yang masih dini siswa kelas dua sebuah SLTA di Pringgabaya ini menunjukkan tanggung jawab dan kedewasaan sejati. Menjadi kepala rumah tangga bagi adiknya. 

Oleh alasan ekonomi , sang ibu terpaksa menjadi TKW ke Arab saudi, meninggalkan Muhammad Dani dan seorang adik perempuannya yang masih membutuhkan kasih sayang ibu (kalau kita berdiri pada posisi patriarkhi, maka phenomena perempuan migrasi dapat di baca sebagai kegagalan laki-laki/suami dalam menjalankan tugas dan peran utamanya sebagai Pencari nafkah). Tak di nanya, Sang Bapak berulah, Bapak kawin lagi ketika Ibu memburuh membanting tulang demi keluarga di Negeri petro dolar Arab Saudi.

Sang Bapak yang di harapkan dapat mengisi kekosongan ruang kasih sayang karena ibu sedang pergi ternyata hanya mementingkan sekerat daging yang seukuran tak lebih dari sejengkal, bagian kecil dari tubuh, hanya 1/100 dari badan, bernama kelamin. Orientasi hidupnya memprioritaskan kelamin sendiri di banding tumbuh kembang anaknya. Sang Bapak , tidak hanya meninggalkan ibu, tapi juga meninggalkan Dani dan 1 orang adiknya. Bapak, pergi dari rumah dan untuk tinggal bersama isteri barunya.
Tak ingin larut dan terpuruk dalam kemurungan. Dani memilih cara protes yang berbeda. Kekecewaan dan kemarahannya atas buruknya hidup ia manifestasikan ke dalam hal yang positip. Bukan mabuk, drug, kebut-kebutan atau tawuran. Dani memilih ber wiraswasta. 

Dani mulai usahanya dengan modal Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah) dari sisa tabungannya hasil bekerja di salah satu toko di Labuan Lombok, dani masih duduk di bangku sekolah kelas 2 SMA, menjalankan usaha dagang dengan adiknya yang masih duduk di bangku SMP dengan menyulap ruang tamu rumah menjadi Kios. 

Sekolah tak boleh putus dan terganggu, Dani Dan Adik Perempuannya sengaja mencari sekolah yang memungkinkan mereka dapat bergiliran menjaga dagangan. Dani Masuk Sore dan Sang Adik Masuk Pagi hari. Dengan demikian, kios punya waktu buka lebih panjang. Dari usaha jual beli sembako dan snack – snack sekarang ini, omset/hari yang rata-rata Rp. 200.000.(dua ratus ribu rupiah), maka dalam satu bulan ada Rp. 6 juta. Sudah Cukup untuk membiayai hidup dan sekolahnya. 

Tabek 

RH

Popular Posts

ADBMI Lombok Timur. Diberdayakan oleh Blogger.