Greneng Timur- Di sebuah desa, yang hampir ¼ penduduknya menjadi TKI dengan tujuan kebanyakan Malaysia, dan juga masyarakatnya menggantungkan hidup di bidang pertanian, yang tanahnya adalah tadah hujan, atau tanah merah, Desa Gereneng timur kec. Sakra Timur yang baru mekar pada Januari 2012, tersebutlah kepala desanya bernama mahsun, kades yang kelahiran 1971 ini mempunyai 2 orang anak, walaupun hanya tamatan MTs, akan tetapi yang menyebabkan dia terpilih adalah sifat amanahnya, sikap peduli dan melakukan apapun tanpa berharap pamrih, orang seperti ini jarang ditemukan di zaman sekarang ini, yang kebanyakan individualisme,egois, mementingkan diri sendiri dan tidak amanah terhadap tugas yang di embankan kepadanya, tidak usah jauh – jauh, pejabat kita sekarang banyak yang korupsi, ini di sebabkan karena tidak adanya sifat amanah di diri mereka seperti yang dimiliki oleh kades Gereneng Timur ini, penulis bener – bener salut.
Saat itu sekitar jam 10 .00 wib, di kantor desa yang lumayan bagus walaupun desa ini baru mekar kurang lebih 1 tahun, karena kondisi ekonomi yang kritis / paceklik maka kades Gereneng Timur ini melakukan perjalanan migrasi pertamanya melalui jalur Undocument pada tahun 1989 dengan negara tujuan Malaysia, akan tetapi karena melalui jalur ilegal pada bulan september tahun 1990 dia di tangkap oleh polis malaysia, lalu dimasukkan lokap kalau di indonesia penjara selama 1 bulan di penjara kemudian di bawa ke batu pahat, dan di buang di selat panjang ( Medan ), waktu sampai di selat panjang dia di datangi oleh seorang tekong gelap yang menawarkan untuk masuk Malaysia lagi menjjadi TKI undokumen, tanpa pikir panjang langsung naik ke atas spetboot, dan masuk lagi dari selat panjang menuju ke malaysia, selama menjdi BMI Undokumen dia bisa mengirim uang hanya 1.000 ringgit, gajinya sebagai pekerja di bangunan,cukup tinggi pada waktu itu, akan tetapi kebanyakan di pakai hura – hura atau hanya di pakai bermain – main, tanpa pernah berpikir untuk mengirimkan dan menabung hasilnya. Pada akhir tahun 1992 dia pulang ke indonesia,dan kembali bekera di sawah sama seperti saat dia masih kecil sudah kerja di sawah, karena pak mahsun ini tidak pernah membebani kedua orang tuanya, dia sangat mandiri dari kecil, salah satu buktinya dia selalu ke sawah untuk bantu orang tuanya, dan pulang dari malaysia pun dia tetap kerja di sawah.
Pada bulan Maret tahun 1993 dia mempersunting seorang gadis , tetapi malang bagi si perempuan baru 3 bulan menjadi pengantin di tinggalkan lagi ke malaysia tepatnya bulan Juni tahun 1993,dan keberangkatan migrasi kali ini lagi – lagi melalui jalur ilegal , saat itu dia di bawa oleh tekong dari jawa, dimana berangkat dari lombok sampai tanjung pinang, kemudian di oper ke tekong yang ada di tanjung pinang, rupanya kerja tekong ini pun berjejaring, tekong di indonesia saling kontak dengan tekong yang ada di indoonesia, untuk memastikan kondisi aman , jika sudah aman maka para TKI undokumen ini diberangkatkan menuju ke malaysia,sampai di sana di tunggu langsung sudah sampai di Malaysia pun dia di tampung di suatu tempat persembunyian ( Rumah tekong malaysia ), lalu dicarikan tempat kerja / toke, diapun di jual pada toke tersebut dengan nilai 500 ringgit perorang, dengan perjanjian gaji akan di potong oleh tokenya,tetapi biasanya yang terjadi para TKI Undokumen yang di jual ini identik melarikan diri karena tidak mau gajinya di potong oleh toke untuk mengganti uang pembelian kepada PL, kurang lebih selama 2 tahun di malaysia dengan pengalaman , jika ada pembersihan ( Rass bahasa orang malaysia ) maka semua TKI akan lari ke hutan sampai 1 minggu kalau di rasa sudah aman baru berani balik dari hutan, bahkan ada pengalamannya di injak sama badak,waktu bersembunyi di dalam hutan, tetapi pada tahun 1995 tertangkap lagi di perak, waktu lagi tidur tiduran di korsi, dan masuk tahanan ( camp kata orang Malaysia ) kurang lebih 4 bulan, menuju tahanan langkap, kemudian di buang ke selat panjang ( indonesia ). Dan di selat panjang ini dia bekerja di balok selama 8 bulan, 6 bulan gajinya di gelapkan oleh manajernya waktu itu dia di gaji Rp 180 000 / bulan , jam kerjanya 1 malam bahkan kadang am 3 malam mengangkat balok – balok dari tepi sungai tatkala air lagi pasang dan atas laporannya ke pemilik perusahaan akhirnya manajer tersebut di pecat, dan hanya 2 bulan dia bisa terima gaji setelah manajer itu di pecat. Pada tahun 1996 dia pulang ke indonesia tanpa hasil apa – apa, dan di rumah mulai kerja di sawah, jadi buruh gabah ( ngerampek / begabah) , bahkan sampai sumbawa dia menjadi buruh.
Pada tahun 1997 tepatnya bulan april berangkat lagi ke malaysia melalui jalur ilegal ( Gelap ) disana dia awalnya bekerja di sawit tapi kemudian pindah ke bangunan dan pernah ngirim remitance 1 kali 3 500 Ringgit, dan tertangkap lagi menjadi tahanan langkap selama 2 bulan , kemudian di buang lagi ke bagan sapi api, dan pulang kampung, kembali kerja di sawah dan menjadi buruh.
Pada tahun 1999 masuk lagi ke malaysia melalui jalur ilegal, dan kepergiannya menjadi BMI pada tahun ini , dia bisa mengirim remitance 4.500 ringgit, alasannya kenapa selalu memilih menjadi TKI tanpa dokumen adalah bahwa kalau melalu jalur yang resmi biasanya menunggu berangkatnya lama, biayanya tidak jauh beda dengan yang resmi, bahkan kadang lebih murah, kemudian di tahap penempatan, gaji di potong,kadang kata kata tekong ( PL ) tidak sesuai , di bilang kerja di kilang tau – taunya kerja di sawit ( kebun ).Dan desember 2000 pulang ke indonesia, pada bulan tahun itu juga dia di agkat menjadi kadus Gunung malang selama 2 periode, pada saat menjadi kadus dia sangat di senangi oleh masyarakat karena sikapnya dalam membantu masyarakat tanpa pamrih apa – apa.
Kata pak kepala desa Mahsun lagi, yang menyebabkan dia memilih unuk selalu menjadi BMI melalui jalur yang tidak berdokumen karena alasan lebih cepat berangkat, tidak banyak birokrasinya, sampai di sana gaji tidak di potong jelas ini berakibat pendapatan akan semakin banyak, bisa memilih kerjaan sesukanya, sementara kalau memilih jalur yang resmi biasanya berangkat lama, kemudian terlalu banyak persyaratan yang harus di penuhi, ongkos banyak, dan ribet,itulah hal – hal yang menyebabkan kenapa banyak sekalli orang yang memilih untuk menjjadi TKI yang tidak berdokumen walaupun konsekwensi yang akan di terima berat kalau dia tertangkap, di penjara dan di buang ke indonesia.
15 Januari 2012, dia dilatik menjadi kepala desa gereneng timur, di bawah kepemimpinannya dia sekarang gereneng menjadi desa yang aman.
(Indra Wati)