"Program ini bukan merupakan Program Lembaga Biasa, Kita berjoget dalam keseriusan dan membaur demi kepentingan warga yang selama ini menjadi alibi atas kepahlawanan yang mereka usung"
Temu Bulanan LSD kembali digelar, setelah bekerja paruh waktu baik di bidang keuangan dan tindakan penyuluhan bermigrasi aman, personalia LSD terlihat penat dengan raut muka kelelahan. Tampak jelas mulut-mulut berbusa yang sesekali diusap masih tersisa. ADBMI akhirnya berinisiatif mengumpulkan semangat-semangat lelah LSD ini dengan mengadakan temu refleksi dan penyusunan gerakan bersama LSD tingkat Kabupaten pada hari Sabtu, tanggal 2 Maret 2013 di Pantai Permatan Labuhan Lombok. Pada pertemuan kali ini terasa beda, jika sebelumnya pertemuan yang digelar di dalam ruangan dengan kostum rapi disertai aturan kelas maka pada pertemuan “Temu LSD di Permatan Labuhan Lombok” tergelar di alam terbuka dengan suasana yang tidak informal. Jika di dalam ruangan terlihat beberapa posisi tempat duduk yang menandakan antara komposisi peserta dengan panitia, tetamu yang memberikan sambutan/ pengisi acara dengan tetamu yang lain, kostum batik yang menandakan birokrasi dengan kostum khalayak peserta dan posisi microphone acara dengan gelaran buku dan polpen peserta.
Acara ini sendiri disambut hangat oleh para punggawa LSD. Di ekspresi yang terpancar seakan menandakan bahwa kini mereka sejajar dan berada di wilayah yang sama dengan yang lainnya, tidak ada lagi sekat antara para pendamping lapangan, bendahara dan penanggung jawab program. Suasana ini memang sangat dinanti. Pertemuan formal cenderung kaku dengan tata aturan di dalamnya, perkenalan sepintas terlihat seperti formalitas belaka. Hal yang berbanding terbalik dengan acara informal dan berada di luar ruangan “outbound”. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa program apapun yang sedang berjalan, jika tidak dibarengi dengan ikatan emosional yang kuat antar sesame, hasilnya akan nihil dan tidak berkesinambungan. Mengingat pada edisi kali ini, tuntutan program begitu menantang dengan inisiative-inisiative yang cerdas pada tingkatan komunitas, maka diperlukan suasana yang bersahabat. Terlebih program ini merupakan kerja-kerja pemberdayaan. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Dia lebih holostik dan komprehensif dalam Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban.
Sejatinya program pemberdayaan harus merepresentasikan wilayah yang diberdayakan. Pemberdayaan akan dikonfirmasikan berhasil jika pendekatan yang digunakan tepat. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa warga sasaran tidak dijadikan objek dari berbagai proyek semata, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut; pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer disebut pemihakan. Upaya ini ditujukan langsung kepada yang memerlukan dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu, sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok dengan jalinan emosional yang kuat. Ini paling efektif dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien. Untuk bisa melaksanakan hal tersebut tentunya proses pengakraban dengan jalinan emosional kuat menjadi keharusan demi keberlanjutan program ke depan.
Adapun rangkaian acara temu LSD di Permatan Labuhan Lombok ini diantaranya sebagai berikut: Refleksi Progresivitas LSD, Evaluasi gerakan LSD dan Strategi pemberdayaan yang tepat di tingkatan komunitas, pelaporan, Hiburan Karaoke, Santap Ikan Permatan dan Curhat LSD.
Acara ini sendiri disambut hangat oleh para punggawa LSD. Di ekspresi yang terpancar seakan menandakan bahwa kini mereka sejajar dan berada di wilayah yang sama dengan yang lainnya, tidak ada lagi sekat antara para pendamping lapangan, bendahara dan penanggung jawab program. Suasana ini memang sangat dinanti. Pertemuan formal cenderung kaku dengan tata aturan di dalamnya, perkenalan sepintas terlihat seperti formalitas belaka. Hal yang berbanding terbalik dengan acara informal dan berada di luar ruangan “outbound”. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa program apapun yang sedang berjalan, jika tidak dibarengi dengan ikatan emosional yang kuat antar sesame, hasilnya akan nihil dan tidak berkesinambungan. Mengingat pada edisi kali ini, tuntutan program begitu menantang dengan inisiative-inisiative yang cerdas pada tingkatan komunitas, maka diperlukan suasana yang bersahabat. Terlebih program ini merupakan kerja-kerja pemberdayaan. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Dia lebih holostik dan komprehensif dalam Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban.
Sejatinya program pemberdayaan harus merepresentasikan wilayah yang diberdayakan. Pemberdayaan akan dikonfirmasikan berhasil jika pendekatan yang digunakan tepat. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa warga sasaran tidak dijadikan objek dari berbagai proyek semata, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut; pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer disebut pemihakan. Upaya ini ditujukan langsung kepada yang memerlukan dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu, sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok dengan jalinan emosional yang kuat. Ini paling efektif dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien. Untuk bisa melaksanakan hal tersebut tentunya proses pengakraban dengan jalinan emosional kuat menjadi keharusan demi keberlanjutan program ke depan.
Adapun rangkaian acara temu LSD di Permatan Labuhan Lombok ini diantaranya sebagai berikut: Refleksi Progresivitas LSD, Evaluasi gerakan LSD dan Strategi pemberdayaan yang tepat di tingkatan komunitas, pelaporan, Hiburan Karaoke, Santap Ikan Permatan dan Curhat LSD.