Pada 2 kali pelatihan Pengelolaan Keluarga BMI di Desa jenggik utara dan sukadana,
Terdapat beberapa pelajaran yang menarik,di antaranya adalah:
- Pengaturan ruangan dan penempatan duduk peserta menentukan keberlangsungan acara. Ini dikarenakan jika tempat duduk peserta memanjang dan duduk berjauhan ini yang menyebabkan fasilitator kebingungan dan susah sekali mengatur peserta
- Fasilitator seyogyanya tidak memaksakan satu metode fasilitasi saja, terutama sesudah coffe break, penerapan metode ceramah dan curah pendapat kurang cenderung mendapat respon yang bagus dari peserta, mereka mesti memiliki perbendaharaan fasilitasi yang banyak seperti role play dsb.
- Pada setiap sesinya, fasilitator mesti mampu memainkan psikologi peserta dan membuang egonya sendiri, karena di beberapa temuan, seringkali fasilitator memaksakan apa yang sudah direncakan pada sesi berjalan sebagaimana mestinya, sementara target pelatihan ke peserta mesti tuntas, sehingga fasilitator mesti secara lugas dan memastikan materi pada tahap-tahap awal.
- Setiap kegiatan pelatihan mesti melihat kelengkapan yang komprehensif, seperti:a. Jensetb. Sound System dan MicIni dikarenakan pada pelatihan pertama dan kedua di Jenggik Utara mati lampu dan mengakibatkan fasilitator harus berbicara lantang dan kurang efektif.5. Peserta mesti diidentifikasi sebelumnya dan kehadiran mereka harus ditentukan sebelum acara pelatihan dimulai. Ini diakibatkan beberapa peserta yang tidak fokus dan harus ditertibkan seperti temuan di 3 pelatihan yang lalu lalang dan tidak intens mengikuti pelatihan. Peserta membludak bukan jaminan suatu acara berhasil. Pada pelatihan di jenggik, Sukadana jumlah peserta menyentuh angka 40-45 peserta/ pelatihan, akan tetapi hanya 30-35 saja peserta yang intens mengikuti pelatihan dan sisanya mengganggu konsentrasi yang lain.6. Pelatihan tidak mesti dilaksanakan di tempat yang familiar seperti kantor desa dan aula pertemuan desa. melainkan acara dilaksanakan di tempat yang mudah diakses warga. Yang penting peserta harus merasa nyaman.7. Untuk berikutnya, peserta terutama yang berasal dari ibu menyusui tidak dilibatkan karena peserta laki-laki biasanya tidak berkonsentrasi mengikuti pelatihan dan si peserta tidak mampu menstabilkan kondisi anaknya. Ini yang menyebabkan pelatihan tidak terlalu efektif.8. Jika ada anak kecil yang dibawa oleh peserta yang berasal dari ibu-ibu, fasilitator bisa menjadikannya sebagai media fasilitasi.9. Mesti ada perbaikan pada pembuatan dan penyusunan rencana sesi pada setiap fase pelatihan.